GAMBAR BERITA

GAMBAR BERITA

Selasa, 10 Agustus 2021

KISAH ASAL MUASALNYA SEPATU

Konon katanya asal muasal nya sepatu itu berasal dari kisah seorang raja yang jalan-jalan, dan kakinya terluka karena terantuk batu. Dan pada jaman dimana raja itu hidup, yang namanya sepatu itu belum eksis. Sehingga kaki raja itu terluka karena dia tidak memakai sepatu. Dan raja amat marah dan sang raja mengeluarkan pengumuman kepada rakyatnya untuk bekerja semuanya untuk membungkus permukaan bumi dengan kulit supaya permukaan bumi menjadi rata dan tidak berbatu.

Untungnya ada penasihat raja yang bijaksana, dan dia berkata kepada sang raja, “Yang Mulia, daripada permukaan bumi yang dibungkus kulit, bagaimana jika kaki Yang Mulia yang dibungkus kulit. Karena ini lebih mudah dan tidak menyulitkan rakyat kita”.

Untungnya sang raja setuju dengan usul penasihatnya. Maka jadilah sepatu yang seperti kita kenal hingga hari ini. Itulah kisah dongeng asal muasalnya sepatu.

Kalau kita mendengar kisah tentang sepatu ini, sering kali dengan tidak sadar kita meniru sikap raja tadi. Ketika kita terbentur dengan sebuah masalah, maka kita akan menyalahkan orang lain atau dunia luar dan tidak berpikir untuk mengubah diri kita. Kita tidak berusaha untuk melihat kedalam diri kita dan melakukan perubahan. Kita lebih suka orang lain atau dunia yang harus berubah untuk kita.  

Dan tidak jarang ketidakmauan kita untuk berubah, karena kita berpikir bahwa kalau kita yang berubah, maka kita yang kalah atau salah. Sebuah cara berpikir yang sempit dan bodoh. Dan cara berpikir yang demikian yang menjadikan kehidupan di dunia ini diwarnai dengan masalah yang tidak kunjung usai. Baik masalah dalam relasi kita dengan pasangan kita, anak-anak kita ataupun dengan orang-orang disekitar kita.

Lorraine Bracco, seorang artis Hollywood pernah berkata, “You can't change other people. You can only change yourself. Everyone's got problems. You learn from them, you live with them, you move on. It's a choice you make if you want to have a happy life”. (Anda tidak dapat mengubah orang lain. Anda hanya bisa mengubah diri Anda sendiri. Semua orang punya masalah. Anda belajar dari mereka, Anda hidup bersama mereka, Anda terus maju. Itu adalah pilihan yang Anda buat jika Anda ingin memiliki kehidupan yang bahagia.)

Kita tidak akan pernah bisa mengubah orang lain atau mengubah dunia diluar sana. Yang pasti dapat kita lakukan adalah megubah diri kita, sikap kita terhadap orang lain dan dunia luar.

Sebenarnya andaikata semua orang mau dengan besar hati untuk berubah, maka kehidupan ini akan lebih indah.

Ketika Covid-19 menyapu umat manusia, banyak orang yang menyalahkan orang lain dan tidak berusaha untuk mengubah sikap. Untuk memakai masker saja butuh tarik ulur yang cukup ruwet. Belum lagi “blaming other”nya (menyalahkan orang lainnya). Ada yang menyalahkan negara China karena asal munculnya Covid-19 ini dari Wuhan yang berada di China. Sampai ada istilah “China virus” untuk mengganti Corona Virus. Ada juga yang menyalahkan pemerintah atas apa yang terjadi. Ada yang menyatakan bahwa pandemi ini tidak lebih dari Teori Konspirasi.

Semua itu menunjukkan betapa sulitnya kita untuk mau berubah terhadap apa yang terjadi.

Bayangkan jika sang raja tetap keras kepala dan tetap memerintahkan rakyat nya untuk membungkus permukaan bumi, maka akan jatuh banyak korban di antara rakyat kerajaannya. Untung sang raja cukup bijak untuk menuruti nasihat penasihatnya. Dan sang raja mau untuk berubah, dari “tidak memakai sepatu” menjadi mau untuk “memakai sepatu”. Memang kisah ini adalah dongeng yang bersifat fiksi. Tetapi kebenaran yang tersirat di dalam kisah dongeng ini amat benar dan patut untuk kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-harinya.

(Joseph Pratana)

Photo by Wendy Wei from Pexels


Tidak ada komentar: