Sehari-harinya saya bekerja sebagai seorang desainer grafis yang mana sudah saya mulai sejak tahun 1984. Lama banget. Dan spesialisasi untuk bikin desain kemasan produk dan desain logo. Mulai dari jaman ketika komputer Apple Macintosh belum ada. Jadi kalau bikin desain, digambar pakai rapido “Rotring”. Setelah selesai maka difotocopy dulu dan kemudian diwarnai dengan spidol warna atau juga dengan pensil warna. Difotocopy supaya kalau ada revisi warna, memperbaikinya tidak susah-susah banget. Bahkan dengan desain semacam itu, saya berhasilkan meng-acc-kan desain saya untuk produk lampu NEC ke Nippon Electric Company, Limited di Tokyo, Jepang. Itu terjadi kalau tidak salah sekitar tahun 1988 - 1989.
Apple Macintosh masuk ke Indonesia pada tahun 1990 dan saya mulai mengerjakan desain dengan Apple Mac mulai tahun 1991 hingga hari ini. So basically, I am a Mac person.
Dan sudah ratusan desain yang telah saya hasilkan. Contohnya seperti kacang Mayasi, kacang Dua Kelinci, cat Paragon, sardines Maya, kopi Glatik, mie Bola Mas, lampu Ekonomat, lampu NEC, permen Menta, sarung Atlas, dan masih banyak lainnya lagi.
Suatu saat saya pernah ditanya oleh seseorang, bagaimana caranya saya mendapatkan ide atau inspirasi untuk membuat desain. Dan dia bertanya demikian, “Apakah Pak Joseph duduk dalam ruangan yang remang-remang, merokok sambil minum kopi sampai bisa mendapatkan ide atau sebuah inspirasi untuk bikin desain?”.
Saya tertawa waktu mendengar pertanyaan yang dia lontarkan ke saya. Dan saya menjawab kalau saya tidak melakukan itu semua untuk mendapatkan ide atau inspirasi.
Saya minum kopi bukan untuk mencari ide, tetapi untuk menikmati kopi itu sendiri. Bagi saya minum kopi itu semacam “ritual”. Harus dinikmati, bukan untuk sekedar aktivitas sampingan.
Balik ke pertanyaan orang itu, maka saya menjawab bahwa untuk mendapatkan ide atau inspirasi, maka saya langsung bekerja. Setelah mempelajari “brief” dari klien, maka saya langsung bekerja di komputer saya. Tidak ada yang namanya melamun, atau merenung atau melihat ke “awang-awang” untuk mendapatkan ide atau inspirasi. Ide atau inspirasi tidak datang karena kita melamun tetapi ide atau inspirasi datang karena kita bekerja. Because we are working on it.
“You can’t wait for inspiration, you have to go after it with a club”, kata Jack London (novelis Amerika). Yang kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia akan berbunyi demikian: “Anda tidak bisa menunggu inspirasi, Anda harus mengejarnya dengan pentungan.”
Artinya untuk bisa mendapatkan ide atau inspirasi, maka kita harus serius mendapatkannya bukan sekedar menunggu seperti menunggu “wangsit” (wahyu).
Untuk itu saya selalu siap dengan “idea bank” (bank ide) yang telah saya miliki. Kalau sebelum jaman internet, maka saya mengumpulkan buku-buku desain untuk referensi dan sumber inspirasi untuk mendapatkan ide. Setelah jaman internet, maka saya membangun bank ide dengan menyimpan ide atau referensi di Evernote, Google Doc, juga di Pinterest. Saya pengguna Pinterest sejak Pinterest belum dirilis untuk publik. Jadi ketika masih versi beta. Waktu itu saya adalah satu dari ratusan orang yang diseleksi untuk menjadi pengguna Pinterest versi beta. It is a very useful application.
Dan dari waktu ke waktu saya selalu melihat-lihat (browse) bank ide saya sehingga ketika saya butuh, sudah ada informasi di otak saya yang akan segera keluar ketika mendapat “trigger” yang berupa tantangan untuk membuat sebuah desain. Banyak orang membangun idea bank tetapi hanya sekedar disimpan saja, tetapi tidak pernah “melihatnya” sehingga ketika dibutuhkan, di otaknya tidak ada informasi yang bisa dihasilkan karena adanya sebuah kebutuhan.
Sebenarnya ini logika yang amat simple. Kalau kita tidak pernah mengisi botol dengan air, maka botol itu tidak akan menghasilkan air. Just like that, that’s what happens with our brain. Seperti itu saja, itulah yang terjadi dengan otak kita.
Kalau kita tidak pernah mengisi otak kita dengan informasi tentang sesuatu yang spesifik, maka ketika kita menghadapi “tantangan” yang berupa pekerjaan atau apapun, maka otak kita tidak akan menghasilkan informasi yang berkaitan dengan tantangan tersebut. Jadi disini bukan masalah seseorang itu sakti atau lahir dengan memiliki banyak ide. Tetapi lebih ke arah apakah kita mau membangun atau berusaha untuk mengisi otak kita dengan berbagai macam informasi sehingga ketika ada sesuatu yang dibutuhkan, maka otak kita akan mengeluarkan informasi yang berkaitan dengan apa yang kita hadapi.
Saya juga seorang pembicara, baik di lingkungan gereja ataupun di perusahaan-perusahaan. Dan saya mengisi otak saya dengan segala macam informasi. Tidak hanya sekedar informasi yang saya dapat dari buku-buku Kristen (dalam hal ini bicara di lingkungan gereja), tetapi saya membaca dari berbagai macam genre buku, mulai dari bisnis, marketing, psikologi, sejarah, militer, filsafat, sastra, novel cerita, bahkan dari komik sekalipun. Belum lagi yang saya dapat dari menonton film, baik film seri ataupun juga film bioskop. Sehingga saat berbicara di depan publik, saya bisa memberikan metafora atau ilustrasi dari berbagai macam sumber supaya inti dari apa yang ingin saya sampaikan mudah dicerna dan ditangkap oleh pendengar.
Balik lagi ke ide atau inspirasi, maka Steve Jobs pernah berkata:
“Creativity is just connecting things. When you ask creative people how they did something, they feel a little guilty because they didn’t really do it, they just saw something. It seemed obvious to them after a while.”
“Kreativitas hanya menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Itu tampak jelas bagi mereka setelah beberapa saat.”
Dan kata “saw something” (melihat sesuatu) disini artinya mereka melihat “sesuatu” yang sudah ada di otak mereka. Dan dari berbagai informasi yang tersimpan di dalam otak, mereka hanya menghubungkan satu informasi ke informasi lainnya, maka lahirlah sebuah ide atau inspirasi yang baru.
Easy, right?
(Joseph Pratana)
Photo by Dziana Hasanbekava from Pexels
Tidak ada komentar:
Posting Komentar