Tiba-tiba saya melihat melalui jendela Starbucks, sebuah mobil Swift warna merah tua yang melintas di depan National Hospital meledak dan mengeluarkan bola api yang membungkus bagian depan (bagian mesin) mobil. Suara ledakan tidak terlalu keras, hanya seperti ban mobil meletus.
Saya yang melihat itu amat kaget dan saya berkata ke Andy, "Ada mobil meledak!".
Andy yang lagi berbicara langsung terdiam dan melihat ke arah saya dengan agak heran.
Saya berdiri dan lari ke arah jendela untuk melihat lebih jelas lagi.
Semua orang yang ada di Starbucks duduk dengan tenang tanpa bereaksi apa pun, seakan tidak ada kejadian apa apa. Ternyata mereka semua menyangka suara ledakan itu adalah ban yang meletus.
Ketika semua orang yang duduk di sekitar jendela melihat saya yang lagi berdiri melihat ke arah luar melalui jendela, saya menoleh ke arah mereka sambil berkata,"Ada mobil meledak."
Langsung semua pada berdiri dan melihat ke arah jendela depan dan mulai berlarian keluar Starbucks.
Video saya dapatkan dari teman saya Andy Wulur,
yang bersama saya di Starbucks.
Thanks to Andy.
Api yang membakar bagian mesin mobil Swift mulai membesar.
Saya berkata kepada Andy yang juga sudah berdiri melihat ke arah jendela luar, "Saya mau memindahkan mobil saya. Mobil saya parkir di dekat mobil yang terbakar itu."
Dan saya berlari keluar dari Starbucks.
Mobil saya terparkir di depan National Hospital (bukan di basement) hanya berjarak sekitar 5 meter dari mobil yang terbakar tersebut.
Ketika saya berlari di teras, saya mendengar orang berteriak, "Cari alat pemadam kebakaran!"
Saya lari turun menuruni anak tangga yang ada di depan National Hospital. Orang sudah banyak berkerumun di depan deretan mobil yang terparkir di depan National Hospital.
Dan saya bertanya kepada juru parkir yang ada di antara orang banyak, "Penumpang sudah keluar dan aman?"
"Sudah, pak!", jawab juru parkir.
Dan seseorang membawa pemadam kebakaran lari ke arah mobil dari arah National Hospital dan menyemprot ke arah api yang membakar mobil. Tak lama kemudian api padam dan asap putih memenuhi daerah disekitar dimana mobil itu terbakar.
Seseorang dengan memegang smartphone nya berdiri tidak jauh dari mobil Swift tersebut, sibuk merekam kejadian tersebut.
Saya masih melihat api yang masih menyala dan membakar bagian bawah mesin mobil.
"There's gonna be a second explosion......", kata saya kepada juru parkir dan mendadak saya tidak meneruskan kalimat saya. Karena saya tersadar kalau saya berbicara ke juru parkir dalam bahasa Inggris.
"Akan ada ada ledakan kedua jika api itu tidak segera padam. Ledakan dari tangki bensin.", lanjut saya ke juru parkir dalam bahasa Indonesia kali ini.
Berdasarkan perhitungan saya jika mobil itu meledak karena tangki bensinnya, maka ledakan dan serpihannya akan mengenai mobil saya yang ada di dekat sana.
"Saya mau memindahkan mobil saya, pak.", kata saya ke juru parkir.
"Iya, pak, pindahkan saja", jawab juru parkir.
Saya berlari diantara banyak orang menuju ke arah mobil saya. Dan saya masih sempat melihat orang yang masih sibuk merekam kejadian itu dengan smartphone nya.
Sebelum masuk kedalam mobil, sudut mata saya masih bisa melihat api yang masih menyala dibawah mesin mobil.
Duduk di belakang kemudi mobil, saya berkata dalam hati, "Jangan meledak, jangan meledak."
Saya memundurkan mobil saya dan orang menyeruak memberi jalan mobil saya untuk lewat. Dan saya langsung menuju ke arah basement untuk parkir.
Ketika saya kembali di dalam Starbucks, api yang membakar di bawah mesin mobil sudah padam. Asap masih memenuhi daerah tersebut. Orang yang berkerumun bertambah banyak. And I thanked God for that. Karena kalau sampai tangki mobil meledak, maka pasti akan memakan korban.
Yang membuat saya tidak berhenti berpikir adalah bagaimana banyak orang melihat kejadian mobil terbakar dari jarak yang tidak terlalu jauh tanpa takut dengan resiko ledakan yang berikutnya dari tangki bensin. Apalagi dengan orang yang sibuk merekam kejadian tersebut dari jarak yang cukup dekat. Sepertinya dia yang paling dekat dengan mobil yang terbakar tersebut.
Banyak dari kita yang berpikir untuk sebuah kejadian hanya pada kejadian yang sedang terjadi tanpa memikirkan apa yang akan terjadi berikutnya. Tanpa memiliki antisipasi untuk apa yang bakal terjadi.
Saya teringat akan karakter Jason Bourne di film yang digambarkan selalu mengantisipasi sebelum kejadian berikutnya terjadi. Bourne selalu tahu apa yang harus dilakukan sekarang untuk mengantisipasi kejadian berikutnya (yang belum terjadi).
I love that kind of attitude. Saya suka sikap seperti itu.
Alert. Waspada.
Kita harus selalu waspada dalam hidup ini. Bukan saja atas kejadian yang kita lihat, tapi juga untuk kehidupan yang kita jalani. Karena kita tidak hidup untuk kemarin dan hari ini saja, tapi kita akan memasuki hari esok. Dan kita harus tahu apa yang harus kita lakukan hari ini untuk hidup di hari esok.
Tambahan: Saya tidak sempat mengabadikan kejadian tersebut sehingga saya tidak memiliki foto mobil yang terbakar tsb.
-----------
Gambar diambil dari: https://www.bellanaija.com/wp-content/uploads/2014/06/dreamstime_m_36499293.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar