"Michelle Fay Pratana!!", terdengar nama Michelle dipanggil melalui pengeras suara di function hall Singapore Expo pada 23 September 2016. Dan saya melihat Michelle berjalan untuk menerima ijazah tanda dia telah lulus untuk mata kuliah Fashion Media & Industry yang dia ambil di Lasalle College of the Arts, Singapore.
Dari tempat duduk dimana saya duduk bersama Martha, istri saya dan Nina, adik Michelle, dan banyak para orang tua lainnya, saya melihat bahwa Michelle sudah menjadi young woman.
Dan hari ini, 17 Maret 2017, usia Michelle telah bertambah setahun lagi. Dan saya berterima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah memelihara Michelle sejak dia dalam kandungan hingga hari ini. Saya percaya bahwa tangan Tuhan masih akan menyertai Michelle dihari-hari mendatang.
Sejak 18 Desember 2016, Michelle kembali ke Surabaya setelah 3 tahun lebih belajar di Singapore. Dan saya amat menikmati keberadaan dia di rumah setelah beberapa saat tidak berada di rumah di Surabaya.
Masih segar dalam ingatan saya ketika Michelle masih kecil dan belum berusia 2 tahun, dia adalah seorang anak yang amat aktif. Tidak suka tidur dan inginnya selalu bermain.
Satu hal yang saya masih ingat yaitu dia memiliki istilah dan cara tersendiri untuk minta dibukakan pintu atau dibukakan kemasan sebuah makanan. Dia selalu menunjuk kearah pergelangan tangan kirinya dengan telunjuk tangan kanannya, sambil berkata, "Boo". Dan yang awalnya saya dan istri saya tidak mengerti, lama lama mengerti juga bahwa Michelle minta dibukakan pintu jika dia melakukan itu di depan pintu. Dan dia akan melakukan hal yang sama jika dia minta dibukakan kemasan makanan yang baru dibeli sambil memegang kemasan makanannya ditangan kiri.
Dia selalu memanggil boneka Micky Mouse dengan panggilan "Wowo". Yang sampai hari ini saya tidak mengerti kenapa. Dan ketika saya menanyakan ke Michelle saat dia sudah dewasa ini, dia sudah lupa.
![]() |
Michelle berusia 4 bulan |
Yang saya amat suka saat ini dari Michelle adalah dia bisa menikmati black coffee.
Beberapa minggu yang lalu dia sering pusing dan ketika saya ukur tekanan darahnya, ternyata dia memiliki tekanan darah yang rendah seperti saya. Maka saya ajak dia minum black coffee (kopi hitam tanpa gula) untuk menaikkan tensi-nya. Tadinya dia tidak bisa minum black coffee. Dan saya ajari bagaimana menikmati black coffee yang enak. Jadi hitung-hitung, menikmati black coffee dan mengobati tekanan darah rendahnya. Dan sekarang dia adalah teman saya dalam menikmati black coffee.
Sebenarnya sejak kecil saya selalu memperlakukan kedua anak saya, Michelle dan Nina, bukan sebagai sekedar anak kecil. Sering kali saya ajak mereka diskusi dan saya mintai pendapat walaupun saat itu mereka masih memiliki sudut pandang seorang anak. Dan opini yang mereka kemukakan saat itu tidak saya tertawai walaupun amat menggelikan (maklumkan mereka masih kecil), tapi saya hargai dan take it seriously. Sehingga mereka juga merasa sebagai sebuah pribadi yang eksis.
Pernah suatu hari (saat itu Michelle sekitar 2 atau 3 tahun usianya), dia melihat design saya di layar monitor komputer. Dan saya bertanya kepada dia, apa pendapatnya. Dan dia menjawab, "Sepertinya designnya papi itu terlalu gelap. Warnanya kurang terang."
"Okay." jawab saya menanggapi dengan serius.
"Coba aku yang ubah." kata Michelle sambil berusaha untuk memegang mouse computer saya.
"No, papi akan mengubahnya sendiri saja supaya lebih cerah. Thanks buat pendapatmu." kata saya kepada dia. Sambil berusaha supaya dia tidak mengambil mouse dari tangan saya. Tapi dia cukup puas dengan jawaban saya karena saya tidak mentertawakan dia. Walaupun sebenarnya design itu sudah okay sih.
Lain lagi dengan sekarang, saya dan Michelle benar-benar berdiskusi tentang design yang saya kerjakan. Dan tahun lalu dia yang memberikan 2 ide untuk design kalender yang saya tangani untuk client saya.
Sebenarnya saya sudah membangun budaya conversation dengan anak sejak mereka masih kecil. Sehingga mereka selalu merasa bahwa mereka adalah sebuah pribadi yang utuh dan eksis dan bukan sekedar anak yang hanya dan harus patuh dengan orang tua.
So, you guys kalau saat ini masih memiliki anak yang masih kecil. Jangan sekedar memperlakukan mereka "hanya" sebagai anak kecil. Tapi tempatkan mereka juga sebagi seorang teman dan lawan bicara yang sesungguhnya. Jangan ketawai mereka jika mereka memberikan opini mereka yang menggelikan. Kan mereka masih kecil. Karena jika kita mentertawakan mereka, mereka juga bisa merasa sakit hati. Never hurt the feeling of your kids. Appreciate them. Not only loving them, we have to appreciate them.
Minggu lalu saya dan Michelle berjalan-jalan berdua di Pakuwon Mall yang baru. Dan dia suggest untuk saya membeli sepatu sport warna putih. Karena dia ingin ajak saya untuk memakai pakaian kembaran dengan dia. T-shirt putih, celana jeans yang ripped dan sepatu sport putih. Saya bilang, okay. Well, kita tunggu saja nantinya, apakah saya bakal kelihatan kayak badut.
That's a little bit about my Michelle. Happy birthday Michelle and I always love you.
Hey, I love you too, My Nina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar