
Besoknya, 19 February 2014, jam yang sama, saya memasuki gymn dan berkata,”Saya mau berlatih lagi”.
“Latihan lagi, pak?”, tanya Marton keheranan.
Maklum saat itu saya sudah berusia 51 tahun dan baru saja berulang tahun pada tanggal 2 February. Sebuah usia yang tidak bisa dibilang muda. Jadi kalau Marton agak heran, itu cukup wajar.
Dan besoknya saya datang lagi dan saya berlatih 5 kali dalam seminggu, Senin hingga Jumat. Dan itu saya lakukan hingga lebih dari 6 bulan.
Telah dimulai sebuah fase baru dalam kehidupan saya, fase dimana saya berlatih Muaythai atau Thai boxing dengan serius.
DESEMBER 2013

Mobil saya menyusuri jalanan di dalam Loops, Graha Family, untuk mencari tempat parkir. Bersama saya di dalam mobil adalah Martha, istri saya dan Nina, anak saya yang kedua.
Malam itu saya hendak makan malam dan Loops agak penuh dengan pengunjung. Akhirnya saya mendapatkan tempat parkir, dan saya keluar dari mobil. Ketika hendak berjalan menuju ke tempat dimana saya dan keluarga akan makan malam, saya sempat melihat sebuah tempat yang lagi dalam tahapan renovasi. Dan ada standing banner yang bertulisan “Muaythai” di depannya.
“Kalau tempat ini sudah buka, saya akan join”, kata saya kepada istri saya dengan very excited.
“I’ve been looking for this kind of place, you know”, sambung saya lagi.
FEBRUARY 2014
Beberapa hari sebelum 19 February, saya lagi makan siang dengan istri saya dan beberapa teman di Citraland.
![]() |
Dengan Doni Eria, Muaythai coach saya. |
Saya sempat lupa akan gymn tersebut setelah malam Desember 2013, dan tahu-tahu teringat lagi saat makan siang itu.
Setelah makan siang, saya meluncur ke gymn tersebut. Dan gymn yang bernama PUNCH MMA telah beroperasi.
“Bapak bisa trial satu kali, free. Untuk nyoba, pak”, kata Grace, receptionist saat itu.
“Tidak usah, saya mau join setahun”, sahut saya.
“Hlo, tidak mau nyoba trial toh, pak. Siapa tahu ntar tidak suka”, sambung Grace.
“Tidak, saya pasti suka”, tegas saya.
“Atau join 6 bulan dulu, pak. Banyak kok yang join 6 bulan untuk awalnya”, kata Grace lagi.
“Tidak. Saya join satu tahun”, jawab saya dengan yakin.
HARI INI, SABTU - 18 FEBRUARY 2017
Jam 08.50, saya melangkah masuk kedalam gymn untuk berlatih Muaythai. Hari ini adalah tepat 3 tahun saya telah berlatih Muaythai.
“Hari ini sudah 3 tahun saya berlatih Muaythai, Doni”, kata saya kepada Doni Eria, my Muaythai coach.

SAYA “BERBOHONG” KEPADA BANYAK ORANG (God, forgive me)
“Saya cuman berlatih sekedar untuk berkeringat saja”, jawab saya kepada semua orang yang bertanya tentang latihan Muaythai saya.
Saya memberikan jawaban seperti itu karena saya tidak mau menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
Pada kenyataannya saya berlatih dengan amat serius, seakan akan saya adalah atlit yang mau bertanding di ring. Selama satu jam, untuk setiap class nya, saya berlatih dengan serius.
Saya tidak segan untuk bertanya setelah jam saya berlatih telah lewat, bagaimana melepas jab, straight dan menendang dengan benar. Dalam hal ini Doni Eria adalah coach saya yang mempunyai andil besar dalam melatih saya. Juga saya ikut dalam “sparring class” juga. Bahkan Doni pernah berkata kalau seandainya saya masih berusia 20 tahunan, saya harus bertanding di ring.
Kekurangan saya adalah stamina. Ya, stamina saya tidak sepanjang dan sekuat mereka yang masih berusia 20 atau 30 an.

But i love this sport, and I'm very happy whenever I'm doing it.
Sebenarnya yang penting adalah kita merasa happy saat kita melakukan olahraga yang kita jalani.
Saat kita sudah memasuki usia 40an, seharusnya kita harus lebih rajin berolahraga. Makin kita tidak berolahraga, semakin kita kehilangan muscle ditubuh kita dan digantikan oleh fat atau lemak. Semakin otot di tubuh kita tidak kita pakai, maka semakin fragile atau rapuh otot kita. Sehingga jika ada sebuah kejadian mendadak yang membuat kita harus bereaksi, maka kita akan mengalami cidera di otot kita.
Saya tidak menganjurkan setiap orang untuk berlatih Muaythai, tapi saya menganjurkan untuk berolahraga yang disukai. Karena kalau kita menyukainya, maka kita akan melakukan aktifitas olahraga tersebut tanpa beban dan tidak tertekan. Terlebih penting lagi, kita bisa merasa happy.
Saya selalu berangkat berlatih tanpa ada yang menyuruh atau mengingatkan. Awalnya saya berlatih 5 kali dalam seminggu. Lebih dari 6 bulan pada tahun pertama. Hingga berat badan saya tinggal 65 kg dan body fat saya 19,2. Setelah itu saya merubah frekwensi latihan menjadi 3 kali dalam seminggu supaya saya bisa menambah berat badan saya, karena saya nampak terlalu kurus. Saya ingin mencapai berat badan 70 kg. Saat ini masih 67 - 68 kg. Still long way….

Michelle, anak saya yang pertama, beberapa bulan yang lalu pernah berkata,”Aku kira papa paling latihan Muaythai satu tahun saja dan berhenti. Eh, ternyata sampai hari ini masih tetap rajin latihan”.
Yes, I love Muaythai.
Muaythai melatih koordinasi mata dan anggota tubuh (kaki dan tangan) saya. Bagaimana saya menilai sebuah aksi yang datang dan saya ber-reaksi terhadap aksi tersebut. Dan saya membutuhkan semua latihan seperti itu untuk usia saya, yang sudah dibilang tidak lagi muda tetapi tidak tua. Saya sudah berusia 54 tahun.
Kalau anda masih berusia jauh lebih muda dari saya. Mulailah berolahraga dari sekarang. Jadikan olahraga bagian dalam hidupmu.
Dan jangan lupa, jaga makan. Makan makanan yang sehat. Saya masih ingat kata-kata almarhum Pastor saya yang bernama Jerimia Rim. Dia berkata kepada saya,”Some people dig their grave with fork and spoon”. (Beberapa orang menggali kuburnya dengan sendok dan garpu)
Watch the way you eat and work out.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar