Nina adalah anak saya yang mempunyai kemauan yang keras. Memiliki darah seni yang lebih kental dari saya. Dan amat halus perasaannya. Dan dia suka makan, mottonya adalah “kalau tentang makanan, aku tidak pernah bohong.” Ini selalu membuat saya tertawa. Nina amat jatuh cinta dengan muaythai (Thai boxing) dan juga berlatih Krav Maga dan Brazillian JiuJitSu (BJJ). Dia suka musik dan selalu menemukan lagu-lagu baru dengan caranya yang unik. Dalam hal musik dan lagu, Nina adalah guru saya dalam mengenal lagu-lagu baru. Baik dari penyanyi indie atau yang dari big label.
Satu hal yang paling menonjol dari sifat-sifatnya adalah ekspresi cintanya terhadap saya, mama nya dan kakaknya, Michelle. Dia adalah seorang anak yang amat care kepada keluarga dan teman-temannya. Dia akan habis-habisan membantu temannya yang membutuhkan bantuannya.
Kalau dia pergi ke luar kota, selalu dia membelikan oleh-oleh untuk saya, mamanya dan kakaknya. Selalu, tidak pernah tidak.
![]() |
Nina, Michelle and Martha |
Saya masih ingat pada satu siang hari ketika Nina masih berumur sekitar 6 atau 7 tahun, dan saat itu dia lagi belajar dengan guru lesnya. Dan Michelle tidur di kamarnya dan dikunci dari dalam. Saat anak-anak masih kecil, saya dan Martha, istri saya, selalu memberitahu ke anak-anak untuk tidak mengunci kamar dari dalam. Nah, istri saya mengetuk pintu kamar Michelle untuk dibuka, dan rupanya Michelle tidur nyenyak sekali sehingga dia tidak mendengar ketukan pintu mamanya. Saya dipanggil oleh istri saya dan saya ikut mengetuk pintu kamar Michelle. Saat saya mendatangi ke pintu kamar Michelle, saya melihat Nina lagi mengetuk pintu kamar Michelle sambil memanggil nama Micelle berkali-kali. Dan saat Nina tahu kalau saya datang, Nina menoleh ke saya sambil berkata dengan nada cemas, “Cece tidur dan dikunci kamarnya.” Dan wajahnya kelihatan cemas, panik dan ketakutan. Dan kemudian dia mengetuk pintu kamar Michelle lagi dan berteriak memanggil nama Michelle. Saya juga turut mengetuk pintu dan memanggil Michelle, sampai Michelle bangun dan membuka pintu kamarnya dengan wajah masih mengantuk. Kemudian Nina berjalan kembali ke sofa untuk belajar dengan guru lesnya. Saya melihat Nina berjalan meninggalkan pintu kamar Michelle dan saya tidak bisa lupa ekspresi wajah Nina. Ada rasa cemas, kuatir, takut saat dia mengetuk dan memanggil-manggil Michelle. Dan setelah itu ada kelegaan diwajah Nina saat Michelle keluar dari kamarnya. Saya tidak bisa menjabarkan ekspresi Nina dengan kata-kata disini. Saya hanya tahu bahwa Nina mempunyai great love toward her sister.
Tahun 2005, ketika saya akan ke Israel bersama Martha. Saya duduk di sofa bersama dengan papa dan mama saya, juga Martha. Dan kita omong-omong menunggu sambil untuk dijemput teman ke airport. Michelle dan Nina bermain-main di lantai. Nina saat itu berusia 9 tahun. Malah belum genap 9 tahun, karena saya ke Israel bulan Maret 2005. Dan tiba-tiba terdengar klakson mobil diluar, teman saya telah datang untuk menjemput ke airport. Dan begitu Nina mendengar suara klakson mobil, Nina berdiri meninggalkan mainannya. Dia menghampiri saya dan tanpa mengeluarkan sepatah katapun, dia memeluk leher saya dengat erat. My goodness, saya masih ingat apa yang saya rasakan saat itu. Saya balas memeluk Nina dan saya merasakan rasa cintanya kepada saya dan kepingin rasanya untuk membatalkan pergi ke Israel saat itu. I will never forget it.
Bulan Juni yang lalu, saat hari Sabtu malam, saya sendirian di rumah. Istri saya ada di USA. Pembantu rumah tidak ada dan Nina pergi bersama teman-temannya. Saya melewatkan waktu dengan membaca buku “Shoe Dog”, buku tentang kisah perjalanan sepatu Nike. Sekitar jam 9 malam, Nina menelpon dan bertanya kepada saya ingin dibelikan makanan apa. So touching.
That’s my Nina.
She is a big girl now. And I always say to her, “You are beautiful, you know. And I love you so much.”
I love all my daughters, Michelle and Nina. And I always will.
Happy birthday, Nina. God bless you always. And God grants you the ability to pursue your dreams. And God will make your dreams come true. Always depend on God.
I love you, Gianina Pratana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar