GAMBAR BERITA

GAMBAR BERITA

Kamis, 17 Maret 2016

HAPPY BIRTHDAY, MY MICHELLE

Hari ini Michelle, anak saya yang pertama, tepat berulang tahun yang ke 22.

Happy birthday, Michelle. I love you so much.

Kembali semua kenangan di masa lalu ketika dia masih kecil muncul dalam pikiran saya. Semua kenangan yang membuat saya tersenyum seorang diri.

Teringat setelah Michelle berulang tahun yang pertama, beberapa hari kemudian saya ke Singapore selama seminggu. Saat itu tahun 1995, masih belum ada yang namanya Whatssapp atau Line atau Viber. Sehingga berkomunikasi adalah hal
yang sulit. Ketika saya pulang dan sampai di rumah, saya langsung masuk ke dalam kamar saya dan mendapat Michelle sedang bermain di lantai kamar dengan istri saya. Saya langsung memanggil namanya, dan Michelle yang saat itu lagi duduk di lantai menoleh melihat ke arah saya. Dia tidak mengeluarkan reaksi apapun, hanya merangkak ke arah saya dan meminta gendong. Segera saya gendong dan Michelle memeluk serta menyembunyikan wajahnya di dada saya. Dan dia tidak melepaskan pelukannya, pelukannya begitu erat. Bahkan ketika saya berusaha untuk melihat wajahnya dan menciumnya, dia tidak bergeming dan tetap menyembunyikan wajahnya di dada saya. Hingga dia tertidur dengan pelukan yang amat erat, seakan dia tidak ingin saya pergi lagi. Dan itu berlangsung kira-kira 45 menit, dan ketika pelukannya mulai longgar, saya menidurkan dia di tempat tidur saya. Dan setelah itu baru saya bisa mencium pipinya.

Juga teringat komentar seorang teman (she is a Singaporean) ketika dia melihat saya lagi menggendong bayi Michelle di gereja. Dia berkata kepada istri saya, "I think your hubby falls in love with your daughter." Hahahaha, the truth is I still fall in love with Michelle. And with Nina too.

Michelle ketika masih kecil adalah anak yang amat sangat aktif dan sulit untuk tidur di malam hari. Karena dia selalu ingin untuk bermain, seakan akan tidur adalah sebuah kerugian.

Sangking aktif nya sampai sampai ketika Martha, istri saya, akan menitipkan di day-care gereja, petugas day-care bilang begini, "Oh, ini anaknya Pak Joseph Pratana ya? Maaf, kami tidak berani terima karena anaknya terlalu aktif." Saat itu Michelle berusia kurang lebih 2 tahun.

She is big now, dia sudah besar sekarang. Saya sudah tidak kuat untuk menggendong dia. Dan saya selalu mencium kepalanya, pipinya setiap dia berjalan disebelah saya. Dan kalau dia datang ke Surabaya (dia bersekolah di Singapore) dan pagi hari ketika saya sudah bangun dari tidur dan dia masih tertidur. Saya selalu masuk ke kamarnya, memandang wajahnya, mengusap kepalanya, dan mencium pipinya atau keningnya. I love you, Michelle.

Saya selalu berusaha untuk bukan sekedar menjadi ayahnya yang baik tetapi juga berusaha keras untuk menjadi temannya yang baik pula. Dan kalau saya berkunjung ke Singapore, waktu yang paling amat saya sukai adalah duduk dengan dia di Starbucks dan dia mulai bercerita layaknya seorang yang lagi pidato dengan tidak ada putusnya.

Michelle, ketika belum genap setahun.
Michelle memandang saya sebagai "less Asian" dad. Seorang ayah yang tidak terlalu Asia. Hahahaha, saya lupa menanyakan dia kenapa.

Saya pernah bilang ke Nina, adiknya Michelle, demikian, "Papi paling senang di airport Juanda adalah ketika melihat Michelle berjalan keluar dari pintu Arrival. That's is the most happiest moment."

Bagi teman-teman yang membaca tulisan ini, luangkan waktu dengan anak anak anda. Build a quality time with them. Jangan sekedar menjadi orang tua, berusahalah menjadi teman bagi anak anak anda. Menjadi ayah yang bisa menjadi teman bicara anak anak anda.

Once again, Happy Birthday, My Michelle. Always love you so much.
I love you, Nina.
Both of you are precious to me.

And I am thanking God for giving me Michelle and Nina in my life.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Wow inspiratif banget my brother. You are a very good daddy. Punya anak2 yg maniis , cantik dan membanggakan. Thank you for your sharing. Happy birthday Michelle. Jb your study and your future as well.
Best regards,

James T

pratanacoffeetalk mengatakan...

Thank you, bro James Tambun.