GAMBAR BERITA

GAMBAR BERITA

Sabtu, 01 Agustus 2015

19 TAHUN YANG LALU NINA LAHIR

Nina, saat berumur 1,5 bulan
Hari ini Gianina, biasa saya panggil Nina, anak saya yang kedua berulang tahun yang ke 19. Nina lahir pada tanggal 1 Agustus 1996.

Happy birthday, Nina. I love you so much.

Tempus fugit. Time flies. Waktu 19 tahun telah berlalu dengan cepat. Tetapi ingatan tentang ketika Nina baru lahir seakan baru kemarin.,

Masih teringat jelas dalam pikiran saya ketika saya pertama kali melihat Nina di RS Darmo, ketika dia di gendong oleh suster dan ditunjukkan ke saya keluar dari ruang bersalin. Nina lahir melalui proses operasi Caesar, setelah berjam-jam Nina tidak kunjung lahir dengan cara biasa atau tanpa operasi.

Nina, saat 4 bulan
Ketika pertama saya melihat Nina di kamar untuk disusui oleh istri saya, saya melihat dia lebih gemuk dari Michelle ketika masih baru lahir. Dan rambut Nina tidak sebanyak rambut Michelle. Saya melihat muka bayi Nina begitu serius, seperti orang lagi mikir. Saya juga bingung, kira-kira apa yang dipikir oleh dia. Kan dia baru saja lahir.

Saat itu saya mau memberi nama Misty, karena saya lagi senang-senangnya mendengarkan lagu jazz yang berjudul "Misty" yang diciptakan oleh Errol Garner. Tapi istri saya tidak setuju, karena arti kata misty adalah berkabut. Kuatir nanti anak ini akan bertumbuh dengan hidup penuh kabut.

Akhirnya kami sepakat memberi nama Gianina, sebuah nama Itali yang artinya juga sama dengan nama John dalam bahasa Inggris. Dan kami menambahkan middle name yaitu Joy (yang artinya sukacita) karena melihat wajahnya kok serius banget.

Nina, ketika baru dibawa keluar dari ruang bersalin.
Sehingga jadilah nama Gianina Joy Pratana untuk nama anak kami yang kedua, adik dari Michelle Fay Pratana.

Nina waktu bayi kepalanya agak gundul atau rambutnya agak sedikit dan dia lebih gemuk dari Michelle saat masih bayi. Dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda dengan Michelle.

Nah, karena rambutnya sedikit, maka Nina nampak seperti anak laki ketika bayi. Bahkan ada teman saya, Pieter Pitojo, yang memanggil Nina dengan panggilan "niknyo" (gabungan nonik dan sinyo). Apalagi Nina tidak pakai anting-anting (earings) saat masih bayi, bahkan hingga saat ini.

Hari-hari pertama di rumah, saya dan istri saya bingung dengan Nina. Karena behaviornya berbeda dengan Michelle. Pengalaman yang kita dapatkan dari Michelle tidak bisa diterapkan kepada Nina.

23 Oktober 1996
Saat dia menangis dimalam hari, padahal sejam yang lalu baru saja minum susu (breat-fed), membuat kita bingung. Ternyata kami baru tahu kalo Nina ini suka makan (dalam hal ini minum susu) berkali-kali. Bahkan dalam jarak waktu yang pendek. Beda dengan Michelle. Sehingga Nina adalah bayi yang cukup gemuk. Jauh lebih gemuk dari Michelle saat Michelle masih bayi.

Saya masih ingat ketika pada pagi hari saya mengawasi Nina yang lagi tidur. Saat dia menggeliat, saya berekspektasi bahwa dia akan bangun dari tidurnya. Karena si Michelle selalu bangun dari tidurnya setelah menggeliat. Ternyata Nina tidur lagi setelah menggeliat, bahkan tidurnya lebih pulas lagi. Yah, ternyata Nina suka tidur pas masih bayi. Beda dengan bayi Michelle yang tidak suka tidur.

Dan Nina amat lengket dengan saya. Dia suka digendong dan dia suka sekali digendong oleh saya. Beda dengan Michelle yang selalu minta merangkak atau jalan sendiri. Saya tidak ada objection dalam hal menggendong Nina ini.

1 Agustus 1997
Dengan Martha dan Michelle.
Nina pernah dirawat di rumah sakit ketika belum berumur 2 tahun. Sebenarnya bukan sakit yang serius. Dia hanya pilek dan ingus nya turun ketenggorokannya dan dia muntah. Dan muntah berkali-kali hingga dia harus diinfus karena kuatir dehidrasi.

Saat di rumah sakit, Nina selalu minta digendong. Dia hanya mau digendong oleh saya. Dia menolak digendong oleh istri saya, papa mama nya Martha, maupun papa mama saya. Dan saya masih ingat pada malam hari ketika saya harus menggendong Nina berjam-jam di kamar rumah sakit dimana Nina dirawat. Saya sudah tidak kuat berdiri, sehingga sambil menggendong, saya harus bersandar di tembok dan berjalan pelan-pelan. Karena kalau saya tidak berjalan pas menggendongmya, maka Nina akan menangis.
22 Januari 2015
Nina lagi berlatih muay thai.

Kalau tengah malam di rumah, Nina terbangun dan menangis. Maka saya akan menggendong dia dan menyanyikan lagu yang dikomposisi oleh Charlie Chaplin, yaitu: Smile. Sebuah lagu jazz yang menjadi terkenal ketika dinyanyikan oleh Nat King Cole. Ini persis seperti yang saya lakukan kepada Michelle ketika Michelle masih bayi.

19 tahun telah lewat dan Nina sekarang sudah bukan bayi yang selalu minta digendong. Nina sekarang yang menemani saya berlatih Muay Thai di gymn, seminggu tiga kali. Bahkan kadang-kadang Nina berlatih Muay Thai dua jam non-stop.

30 Juli 2015
Saya menoleh kebelakang, ya saya selalu menoleh kebelakang, melihat hal yang sudah lewat. Ke masa ketika anak anak saya masih kecil. Bukan untuk hidup di masa lalu, tetapi untuk mengulang the joy, the happiness, the precious moments yang pernah saya lewati bersama Michelle dan Nina ketika mereka masih kecil.

Saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya tidak pernah komplain atau merasa terbebani dengan semua yang harus saya lakukan untuk Michelle dan Nina ketika mereka masih kecil. I enjoyed it.

Bagi anda yang saat membaca tulisan ini sedang dalam masa memiliki anak yang masih kecil, saran saya adalah nikmatilah saat saat ini. Tangisan dan rewelnya anak-anak yang sangat ini  mungkin menjengkelkan anda semua, nantinya akan menjadi sesuatu yang anda rindukan dikemudian hari. Just trust me.

I thank God for giving me Michelle and Nina in my life. And I also thank to Martha, my wife, who "brought" Michelle dan Nina in our family.

I always love Michelle and Nina, always.

1 komentar:

Indra Yulianto mengatakan...

thanks for your sharing sir. You`re inspired me to be a good dad too. :) God bless you and families