![]() |
Foto topi diatas bukanlah topi yang sebenarnya dalam tulisan ini. Foto topi hanyalah ilustrasi untuk tulisan ini. |
Masih di daerah perumahan dimana saya tinggal, saya sempat melihat ada sebuah topi yang jatuh dari sepeda motor yang melaju dari arah depan saya (arah yang berlawanan dengan saya) dan pengemudinya tidak tahu.
Kemudian saya membuka kaca jendela mobil saya, dan saat posisi sepeda motor melintas di dekat pintu mobil saya, saya berteriak, "Pak, topinya jatuh."
Sekilas saya dapat melihat bahwa pengemudi sepeda motor adalah seorang bapak yang membawa anak nya. Saya katakan "membawa" dan bukannya "membonceng" anaknya, karena dia mendudukkan anaknya didepan dimana dia duduk. Dan dia menahan anaknya dengan tangan sebelah kiri, tangan kirinya mendekap dada anaknya kearah badannya supaya tidak terjatuh. Sedangkan tangan kanannya memegang gas sepeda motor.
Setelah itu saya dan dia bergerak kearah masing-masing.
Dari kaca spion saya dapat melihat pengendara sepeda motor itu berhenti, berarti dia mendengar teriakan saya. Saya kembali melihat kedepan dan siap untuk kembali tancap gas.
Tahu-tahu saya teringat akan kondisi pengendara sepeda motor. Dia mendekap anaknya dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang gas sepeda motor. Akan amat sulit bagi dia untuk mengambil topi yang terjatuh, yang saat ini topi itu tergeletak ditengah jalan.
Dan ketika mobil saya pas dekat dengan posisi dimana topi itu terjatuh, saya segera menghentikan mobil saya dipinggir jalan. Membuka pintu mobil, meninggalkan mobil dan lari menyeberang jalan untuk memungut topi yang tergeletak ditengah jalan.
Saat saya telah memegang topi, yaitu topi yang terbuat dari kain jeans biru tua, pengendara sepeda motor berhenti di dekat saya.
Kemudian saya memberikan topi kepada bapak yang mengendarai sepeda motor. Saat itu dengan jelas saya dapat melihat bahwa sang bapak berusia sekitar 30 tahunan dengan mengenakan helm warna merah. Dan anak yang dia dekap dengan tangan kiri berusia sekitar 3 tahun, anak laki-laki. Dan anak itu sedang tertidur, kepalanya tertunduk menggantung. Si anak memakai kaca mata minus dengan bingkai warna merah. Dan kaca mata nya hampir lepas dan jatuh.
Semua yang saya lihat membuat hati saya trenyuh.
Saya mengulurkan topi yang saya pegang ke bapak itu yang dia sambut dengan tangan kanannya, sementara tangan kiri masih mendekap anaknya.
"Terima kasih, pak, saya sudah merepotkan bapak," kata bapak itu.
"Tidak apa apa, pak," jawab saya.
"Pak, kacamata anaknya hampir jatuh, lebih baik dilepas saja." sambung saya lagi.
Dan dengan tangan kanan yang menggenggam topi, bapak itu segera mengambil kacamata anaknya yang hampir jatuh. Si anak masih tertidur.
Saat itu posisi saya dan sepeda motor masih berada di tengah jalan. Karena itu daerah perumahan jadi jalan agak sepi. Tetapi ketika bapak tadi telah melepas kacamata anaknya, sebuah mobil CRV bergerak ke arah dimana saya dan bapak itu berada. Saya segera mengangkat tangan untuk menghentikan mobil CRV itu. Sehingga bapak yang mengendarai sepeda motor mempunyai kesempatan untuk menepi kepinggir jalan.
Saat CRV telah melintas, saya melihat bapak tadi sudah ada di tepi jalan diseberang. Dari tempat saya berdiri, saya melihat dia menyimpan kacamata anaknya dan topi ke dalam tas yang dia gantung di pundaknya.
"Hati-hati!!", kata saya kepadanya. Tapi rupanya suara saya tidak cukup keras untuk didengar oleh bapak itu. Karena posisi saya dan dia sudah agak jauh dan dia juga memakai helm.
Saya berjalan kemobil saya dan kembali dibalik kemudi. Dari spion mobil, saya bisa melihat bapak tadi sudah siap untuk berjalan.
Dalam hati saya berkata, "God, please protect them (Tuhan, tolong lindungilah mereka)".
Kembali saya melaju untuk melanjutkan perjalanan untuk bertemu dengan client saya.
Dalam perjalanan, saya amat berterima kasih kepada Tuhan karena saya boleh mendapatkan kesempatan untuk menolong orang lain. Bukanlah sebuah tindakan yang besar atau tindakan yang ekstravagansa. Hanya sebuah tindakan yang sederhana, mengambilkan topi yang jatuh.
Saya hanya merasa bahwa dalam hidup ini perlu bagi kita untuk menunjukkan rasa peduli kita kepada orang lain, tanpa membeda-bedakan dan memilih kepada siapa kita peduli.
(gambar topi diambil dari http://www.faziostore.com/upload/20140211120225_topi-denim-rummer-back.jpg)
1 komentar:
Sepertinya, setiap saya membaca tulisan Bapak, saya akan selalu "angkat topi" dan kalo saya ga pake topi, hehehe... "standing applause" saya beri buat Bapak. Luar Biasa.
Posting Komentar