Ketika pesawat telah take-off, perempuan disebelah saya bertanya, "Mau kemana, uncle?".
"Ke Singapore. Dan anda tujuannya kemana?", jawab saya sembari bertanya pula.
"Saya mau ke HongKong," jawabnya.
"Bekerja disana?", tanya saya lagi.
"Ya.", jawabnya pula.
"Naik pesawat apa ke HongKong?. Dan flight jam berapa?", tanya saya lagi.
"Saya tidak tahu," jawabnya, seperti orang bingung.
"Hlo kok aneh anda tidak tahu.", kata saya.
Kemudian dia mengambil tas yang diletakkan dibawah kakinya dan menunjukkan ticket pesawat ke saya. Saya melihat ticketnya dan ternyata dia naik Singapore Airlines ke Hongkong, dengan flight jam 14:10 lewat Terminal 3.
"Anda naik SingaporeAirline. Flight jam 14:10 di Terminal 3. Kita mendarat jam 13:30 di Terminal 2. Anda hanya punya waktu 40 menit untuk pindah terminal dan menuju ke gate. Waktu yang mepet." Kata saya menerangkan ke dia.
"Saya tidak tahu dimana Terminal 3," katanya lagi, wajahnya lesu.
"Anda bisa naik SkyTrain ke Terminal 3," jelas saya.
"Saya tidak tahu," jawabnya lagi.
"Gampang untuk mencarinya," jawab saya singkat.
Setelah itu dia sedikit bercerita bahwa dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di HongKong dan dia berasal dari Banyuwangi. Dan ketidaktahuannya tentang penerbangan ini karena yang beli ticket adalah majikannya. Dan majikannya membeli ticket tanggal 20 Maret, padahal kesepakatan pertama adalah tanggal 19 Maret. Dan dia yang tanpa membaca ticket penerbangan, dia berangkat dari Banyuwangi tanggal 19 Maret pada pagi-pagi sekali. Sesampai di Juanda, baru dia tahu kalau flightnya tanggal 20 Maret, maka dia kembali lagi ke Banyuwangi. Dan dia cerita kalau dia sudah habis uang jutaan rupiah karena untuk berangkat dari Banyuwangi ke Juanda, dia harus mencarter travel.
Saya sempat bertanya kenapa dia tidak mau tinggal di hotel di Surabaya saja, dekat Juanda. Dia jawab kalau tidak mengerti.
Setelah pembicaraan singkat itu, dia tenggelam dalam pikirannya.
Dan saya pun juga duduk diam dan pikiran saya melayang ke tanggal 18 Maret saat saya melakukan internet check-in. Saat itu saya memindahkan seat dari nomor yang sudah dipilih oleh Singapore Airlines ke kursi yang berada di lorong (aisle). Ada dua nomor kursi yang saya pilih, yaitu: 55C dan satu lagi lebih belakang letaknya (saya lupa normornya). Saya ingat sempat ragu-ragu saat memilih yang mana. Dan akhirnya saya putuskan untuk memilih nomor kursi 55C.
Kemudian didalam pikiran saya terjadi pemikiran semacam ini. Bukan kebetulan kalau saya memilih dan duduk di nomor kursi 55C, yaitu duduk disebelah perempuan yang akan ke HongKong. Yang mana akhirnya saya bisa memberikan petunjuk kepada perempuan itu tentang penerbangannya. Dengan kata lain, saya bisa menolong dia. Sepertinya Tuhan yang meletakkan saya untuk duduk di kursi itu untuk menolong perempuan itu.
Di hati saya terjadi perenungan seperti ini. Bahwa Tuhan selalu peduli atas ciptaanNya. Bagi perempuan itu, Tuhan mengirimkan saya untuk menjadi penolongnya. Tuhan menjadikan saya alat untuk menolong perempuan yang tidak tahu menahu tentang ticket lanjutan dan terminal kemana dia harus pergi. Hal yang sederhana bagi orang yang biasa melakukan traveling, tapi merupakan hal yang sulit bagi orang yang tidak biasa melakukan perjalanan jauh. Sehingga di hati saya satu hal yang muncul yaitu: "TUHAN PEDULI DENGAN UMATNYA. DIA TAHU KEBUTUHAN SETIAP DARI KITA DAN DIA MENYEDIAKAN PERTOLONGAN BAGI KITA SEMUA."
Setelah itu saya mencoba tidur, tapi tampaknya sulit bagi saya untuk tidur dalam pesawat. Dan akhirya saya memutuskan untuk melihat-lihat film yang disediakan dalam penerbangan itu. Dan saya memilih untuk menonton film India yang berjudul "Mary Kom", sebuah film kisah nyata tentang hidup petinju wanita India. Sebuah film yang bagus dan artistik.
Tepat 13:30 (waktu Singapore) pesawat mendarat.
Semua penumpang keluar dan perempuan yang duduk disebelah saya berjalan keluar lebih cepat dari saya karena dia tidak membawa koper, hanya tas tangan. Saya yang membawa koper, sedikit tertinggal dibelakang.
Dikoridor untuk keluar dari gate, saya sempat berjalan dibelakang perempuan itu. Jam menunjukkan 13:40.
"Anda harus ke Skytrain untuk ke Terminal 3," kata saya kepadanya.
"Saya tidak tahu, uncle," jawab dia.
"Ikuti saya", kata saya lagi.
Setelah keluar dari gate, dari melihat interior airport saya merasa kalau saya tidak di Terminal 2. Saya berada di Terminal 3. Padahal di ticket tertulis kalau pesawat mendarat di Terminal 2. Untuk memastikan hal ini, saya berjalan ke konter informasi yang berada beberapa meter dari pintu gate keluar. Dan ternyata benar, bahwa saya berada di Terminal 3.
Saya meminta ticket perempuan yang sejak tadi berjalan dibelakang saya, dan melihat bahwa Gate nya adalah A01. Dan pas Gate A01 berada didepan ditempat saya dan dia berdiri.
"Gate mu adalah A01, disana kamu langsung masuk," sembari saya menunjuk ke Gate yang ada tulisan A01.
"Sekarang kamu kesana, cepat." tegas saya lagi.
"Terima kasih, uncle." kata dia dan dia berlari ke arah gate A01.
Saya melihat ke arloji saya, jam menunjukkan 13:45.
"Hope you will make it", kata saya dalam hati.
Dan saya berjalan menuju ke bagian Immigrasi untuk keluar.
Selama saya berjalan ke Imigrasi, hanya ada satu perasaan dalam hati dan pikiran saya, bahwa Tuhan tahu akan kebutuhan anak-anakNya. Dan Tuhan memelihara kita.
(gambar diambil dari: http://www.nilody.com/wp-content/uploads/2014/11/changiairport_shopping.jpg)
24 komentar:
Sangat menginspirasi...thanks.
Terima kasih unc. Saya percaya kalo anda memang sudah disiapkan Tuhan untuk hal itu. God bless
Terima kasih, Panca Suryabaru.
Terima kasih, ratusabunherbal. Saya berterima kasih pada Tuhan karena telah memakai saya untuk menolong orang lain.
Pak, artikel Anda bagus banget.
Benar - benar mencerahkan.
Dan kata - kata penutup ini, nampaknya bisa menjadi rhema hari ini "Tuhan tahu akan kebutuhan anak-anakNya. Dan Tuhan memelihara kita."
GBU
Pak Daniel Anugroho,
Itulah yang saya percaya dari Tuhan. Karena Tuhan melakukan itu dalam hidup saya.
Terima kasih, pak.
Cerita yang menginspirasi... ;)
Semoga semakin dipakai Tuhan luar biasa... Gbu
Pak Andri Sutanto,
Terima kasih
GBU
terima kasih pak joseph pratama atas sharing yang sungguh menguatkan dan mengingatkan.
dari reminder bapak mengenai Tuhan yang selalu tahu akan kebutuhan anakNya, saya seringkali malu pada diri sendiri, yang kerapkali meminta dan mengharapkan berkat dan perhatian Tuhan terhadap kebutuhan saya (padahal Tuhan tidak perlu diingatkan atau dilobby ataupun disogok dengan ibadah, puasa, atau doa sekalipun). renungan ini mengingatkan saya justru untuk meminta kepekaan pada Tuhan, mengenai bagaimana saya tahu dan mau untuk menjadi alat Tuhan dalam memberikan pertolongan dan pemeliharaannya melalui keberadaan saya bagi orang lain. GBU pak.
Terima kasih juga, pak
Haleluya... Tuhan kita Tuhan yang ajaib, KasihNya sungguh luar biasa, Terimakasih Tuhan Engkau menciiptakan gembala - gembalanya yang penuh kasih seperti pak Joseph. Thx pak atas sharenya
Sprtnya ke depan Anda bisa menjadi dewan pertimbangan kementrian tenaga kerja uncle. Hehehehe...
Inspiring,boleh share cerita ini ya uncle....,untuk bahan diskusi.
God bless...
Haleluya... setiap detik dalam hidup manusia adalah rahasia. Krn hny Allah yg mengetahuinya... bahkan disaat kita ada dijalan yg salah, DIA takkan pernah meninggalkan kita. Mungkin tanpa kita sadari, sekecil apapun kita, bisa jadi adalah hal terbesar dan terpenting bagi org lain bahkan org yg tidak kita kenal (seperti cerita tadi).
Haleluya... setiap detik dalam hidup manusia adalah rahasia. Krn hny Allah yg mengetahuinya... bahkan disaat kita ada dijalan yg salah, DIA takkan pernah meninggalkan kita. Mungkin tanpa kita sadari, sekecil apapun kita, bisa jadi adalah hal terbesar dan terpenting bagi org lain bahkan org yg tidak kita kenal (seperti cerita tadi).
Segala sesuatu tidak ada yang kebetulan. Semua sudah Tuhan sediakan untuk kita
Sungguh kisah yang sangat menginspirasi. Ijin utk share ya pak Joseph. TUHAN senantiasa menyertai kita semua. Amin
Wow luar biasa Tuhan kita ya om. GBU.
Terima kasih uncle buat insprirasinya. Saya percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Tuhan telah merencanakan dan mempersiapkan..dan anda terpilih menjadi alatNya. GBU
Thank you for the very inspiring story" JLU "
Tuhan Maha Baik .. Tuhan selalu mendampingi kita, percayalah itu .. Thx uncle Jo untuk story nya .. GBU
Pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya.. GBU...
terimakasih Pak inspiring story nya... saya merasa diberkati dan saya imani setiap janji Tuhan..hari ini saya sangat diberkati atas pertolongan Tuhan.
Luar biasa tulisan anda sangat menginspirasi Pak Joseph. Jika diperbolehkan bapak, saya ingin share di web kami artikelkristen.com , karena meskipun sederhana tapi nilai ceritanya sangat luar biasa. GBU
Tuhan bekerja dengan cara yang Ajaib, Artikel yang menginspirasi sekali pak Joseph, menyebarkan Aura positif kepada semua orang. GBU
Sama seperti yang tertulis di dalam Alkitab Filipi 4 : 6
Keinginan kita saja Tuhan perhatikan ketika kita bawa dalam doa dan pengucapan syukur... Apalagi yang memang sudah menjadi kebutuhan kita :
Thanks for this experience..
Menginspirasi :)
God bless all
Posting Komentar