GAMBAR BERITA

GAMBAR BERITA

Senin, 16 Februari 2015

SELAMA MENUNGGU KERETA API DI PERON TAWANG

Saya dan teman saya kembali ke stasiun Tawang, Semarang jam 13:00. 

Sebenarnya kereta api kami kembali ke Surabaya jam 22:00 dan kami datang ke Tawang lebih pagi untuk menukar dengan kereta yang jam 15:00. Untungnya kami bisa dapat tiket ke Surabaya naik Agro Bromo Anggrek jam 15:00. Setelah itu kami naik taxi keluar dari Tawang untuk makan siang. 

Kami makan soto ayam Semarang di depot yang namanya Pak No. Soto disajikan dalam mangkok kecil. Berbeda dengan soto di Surabaya yang disajikan dalam mangkok besar. 

Sehabis makan siang kami balik ke Tawang dan tiba disana jam 14:00.

Kami masuk kedalam peron dan duduk di kursi yang ada colokan listriknya. Sehingga saya bisa men-charge telpon seluler saya. (Saya pernah bilang ke anak saya bahwa modern people loves colokan listrik. Selalu haus dengan listrik). Dan kami duduk dan berbicara segala macam.

Kemudian ada pengumuman yang menyatakan bahwa kereta api ke Surabaya akan tiba dari Jakarta di Tawang jam 16:15. Yang artinya perjalanan ke Surabaya mengalami delay lebih dari sejam.

Kami ngomong "ngalor-ngidul" sampai kami berbicara tentang kopi.

Tahu-tahu ada seorang pria yang menghampiri kami dan meminta ijin untuk duduk didaerah kita duduk karena dia butuh untuk men-charge telpon selulernya. Dan kami persilahkan saja.

Dan kami bicara lagi panjang lebar tentang kopi. Tentang pengalaman saya dan tentang pengalaman temen saya dengan minuman berwarna hitam yang namanya kopi.

Setelah itu saya mengajak pria yang duduk bersama kami tadi untuk ikut berbincang karena dia sendirian. Setelah kami bertiga saling omong-omong, ternyata dia adalah seorang yang ahli kopi.

Dia adalah seorang yang berbisnis konstruksi dan pernah belajar kopi di Itali selama setahun dan dia punya rumah makan Cangkir Merah Kopi Tiam di Semarang. Dan kecintaannya akan kopi diwujudkan dengan melayani pengunjung rumah makannya yang mengerti kopi atau coffee lovers.

Akhirnya kami berkenalan dan bertukar nomor telpon seluler. Namanya adalah Rafael Widigda. Dan saya berjanji untuk mengunjungi rumah makannya untuk menikmati kopi buatannya jika saya ke Semarang lagi.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana saat saya dan teman saya berbincang tentang kopi dan ternyata ditengah kami ada seorang ahli kopi yang duduk dan mendengarkan kami tanpa kita tahu. My goodness.

Tetapi Rafael adalah seorang yang ramah dan tidak sombong dan saat cerita tentang kopi sama sekali tidak terkesan menggurui.

Kami berpisah karena dia harus ke Jakarta dan kereta nya datang lebih dulu dari kereta saya.

Dalam hidup ini kita bisa bertemu dengan orang yang lebih hebat dari kita tanpa kita sadari. Itulah sebabnya janganlah pernah merasa sombong atau merasa lebih pintar dari orang lain.

Sekarang saya sudah dalam kereta dan menuju Surabaya. Jam menunjukkan pukul 18:35. Perjalanan masih jauh. Estimasi kita tiba di Surabaya pukul 20:00

Tidak ada komentar: