Episode pertama yang saya lihat langsung bikin saya “demen” dengan tokoh utama Raymond Reddington yang diperankan oleh James Spader. Dan langsung menjadikan saya terdaftar di list nya The Blacklist.
Raymond Reddington sebenarnya bukan tokoh baik atau good guy dalam film seri ini walaupun dia adalah tokoh sentral nya. Diceritakan dia adalah buronan nomor satu FBI. Yang tahu-tahu datang dan menyerahkan diri. Setelah itu dia ditangkap dan diisolasi. Nah disini cerita mulai berkembang ketika dia memberikan informasi yang membuat FBI berhasil menangkal banyak tindak kejahatan. Walaupun Reddington sendiri memiliki “hidden agenda” dalam setiap apa yang dia lakukan, yang sampai seri kesekian masih belum ketahuan dia maunya apa.
Saat ini The Blacklist telah memasuki season yang kedua dan ceritanya makin menarik dan intens.
 |
| Raymond Reddington (James Spader) |
Reddington adalah type orang yang menerapkan sistem “reward and punishment” atau memberi hadiah dan menghukum, dengan pas. Yang harus dapat pujian, maka dia memuji. Yang harus dihukum, maka dia hukum. Bahkan dia tidak ragu untuk mengeksekusi sendiri musuh atau kolega nya sendiri yang dia anggap tidak kompeten dan berkhianat.
Sifat ini yang seharusnya ada dalam diri seorang pemimpin. Seorang pemimpin haruslah berani mengambil keputusan yang membuat dia menjadi kelihatan jahat (bad guy) demi kebaikan perusahaan atau organisasi yang dia pimpin. Misalnya, menerapkan disiplin kepada bawahan, memberikan sangsi atau memecat. Dan untuk melakukan itu semua, dia tidak memakai tangan orang lain supaya dia kelihatan tetap sebagai orang baik (good guy). Karena ada type pemimpin yang selalu ingin mempunyai citra yang selalu baik, sehingga dia tidak pernah mau menerapkan disiplin kebawahannya.
Saya masih ingat di salah satu episode The Blacklist season pertama, ketika Reddington mendapati bahwa salah seorang koleganya menghianati dia. Saat itu mereka berdua berdiri dipinggir danau dan Reddington menunjukkan kesalahan dan penghianatan yang dilakukan koleganya. Koleganya meminta untuk tidak menyentuh keluarganya. Reddington mengiyakan dan bahkan menjamin hidup keluarganya. Setelah itu Reddington memasang kantong plastik di kepala kolega nya itu, menahan beberapa saat hingga si kolega berhenti bernafas dan mati.
Salah satu lagi karakter Reddington yang saya kagumi adalah dia tidak segan meminta maaf kepada bawahannya ketika tahu bahwa dia bersalah. Ketika Mr. Kaplan (tapi dia seorang wanita) mengkonfrontasi Reddington dan menunjukkan bahwa Reddington telah mengambil sebuah keputusan yang salah, Reddington menolak dengan keras teguran Mr. Kaplan. Tapi setelah itu Reddington sadar bahwa apa yg dikatakan oleh Mr. Kaplan adalah benar, maka tanpa ragu Reddington meminta maaf kepada Mr. Kaplan dan memujinya.
Salah satu sifat yang harus ada disetiap pemimpin. Terbuka untuk ditegur dan diingatkan, walaupun yang menegur atau mengingatkan adalah bawahan. Karena harus ingat, bahwa kita adalah manusia yang bisa berbuat kesalahan. Dan berjiwa besar untuk menerima teguran dan memperbaiki diri tanpa harus membenci atau mendiskreditkan orang yang menegur.
Tegas menjadi warna Reddington dan di setiap episode karakter Reddington mewarnai cerita yang disuguhkan.
Bagi saya, The Blacklist adalah sebuah tontonan yang layak untuk diikuti.
Yah, beginilah kalau sudah masuk list nya The Blacklist.
(gambar banner The Blacklist diambil dari: http://cdn.breathecast.com/data/images/full/24995/the-blacklist-banner.png dan gambar Raymond Reddington diambil dari http://fanaru.com/the-blacklist/image/29547/the-blacklist-wallpaper/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar