Tadi pagi ketika saya akan berkunjung ke rumah papa saya yang lagi flu, saya mampir ke Starbucks yang terletak di dalam sebuah mall dalam perjalanan kesana. Karena papa saya suka dengan kopi instan VIA Caffe Mocha nya.
Ketika saya hendak keluar mall dan harus membayar parkir yang sebesar Rp. 6000,-, saya menyodorkan uang sebesar Rp. 20.000,- ke petugas parkir yang bertugas.
Dan petugas parkir yang adalah seorang cewek berkata demikian, “Pak, apa gak ada uang pas?”.
Dan saya jawab, “Maaf, mbak. Saya tidak punya. Kenapa? Gak ada kembaliannya ya?”.
Dan ia mengiyakan. Setelah itu ia meninggalkan gardu dimana ia bertugas dan mencari temannya untuk menukar uang saya ke pecahan yang lebih kecil.
Memang agak pagi ketika saya membeli kopi instan disana, sekitar jam setengah sebelas, sehingga mall masih sepi pengunjung.
Dibelakang mobil saya ada sebuah taxi yang menunggu giliran. Dan karena cukup lama saya tidak kunjung selesai, maka taxi tadi pindah ke gardu parkir yang di sebelah saya.
Setelah beberapa saat, si cewek petugas parkir tadi kembali ke gardunya dan memberikan ke saya uang sebesar Rp. 14.000,- , dan saya kemudian keluar setelah pintu portal parkir terbuka.
Dalam perjalanan saya berpikir, kenapa dia tidak mau menyediakan uang pecahan kecil untuk kembalian. Bukannya menunggu dapat pecahan uang kecil dari pengunjung mall. Seharusnya dia harus tahu bahwa amat sangat kecil kemungkinan pengunjung mall membayar uang parkir sebesar Rp. 6000,- dengan uang pas. Dengan tidak tersedianya uang pecahan kecil untuk kembalian, maka dia tidak bisa melayani pengunjung mall dengan cepat dan baik. Dalam kasus ini, saya harus menunggu dan taxi yang dibelakang saya ikut jadi korban.
Saya berpikir bahwa dia tidak menyiapkan sebuah persiapan yang baik pada saat akan menjalankan tugasnya.
Sebenarnya sebuah persiapan adalah segalanya dalam hidup ini. Apakah itu urusan pribadi atau yang ada kaitannya dengan bisnis kita, persiapan adalah sesuatu yang amat penting. Apalagi jika perspektifnya ditarik lebih besar lagi kearah operasi militer misalnya, maka sebuah persiapan adalah segalanya untuk menentukan keberhasilan operasi itu.
“Success is where preparation and opportunity meet.” kata Robert William “Bobby” Unser, seorang pembalap mobil Amerika yang telah pensiun. Kalimat tadi kalau diterjemahkan secara bebas, berbunyi demikian: “Kesuksesan adalah bertemunya persiapan dan kesempatan.”
Jadi harus ada persiapan (preparation) terlebih dahulu.
Bukannya kesempatan (opportunity) yang datang terlebih dahulu, baru persiapan (preparation) dibikin. Karena kalau ini yang terjadi, maka kesuksesan tidak akan terjadi.
John Robert Wooden, bekas pemain dan pelatih bola basket Amerika yang meninggal pada 4 Juni 2010 yang lalu, berkata demikian, “When opportunity knocks, it’s too late to prepare.” (Jika kesempatan mengetuk, maka terlambatlah untuk membuat persiapan.)
Nah, disini nampak sekali bahwa persiapan (preparation) adalah hal yang amat krusial.
Janganlah baru mulai belajar dansa setelah ada undangan pesta dansa. Ini sudah terlambat. Lebih baik belajar dansa terlebih dahulu, walaupun masih belum ada undangan pesta dansa. Karena begitu undangan tiba, maka kita sudah siap untuk datang ke pesta itu dan siap untuk berdansa.
Jika kita adalah seorang pembicara publik, maka kita harus membuat persiapan yang amat baik. Jika lagi mencari pekerjaan, maka haruslah mempersiapkan sebuah persiapan yang berkaitan dengan keahlian kita, bukannya menganggur dan menunggu panggilan.
Kalau ingin hidup hingga tua sekali, maka persiapan harus dimulai sejak muda. Mulai dari cara makan, yaitu memilih makanan yang sehat. Pola hidup yang sehat dan berolah raga. Dan bukannya setelah mencapai umur yang sudah cukup tua dan sudah sakit-sakitan, baru mulai bersiap-siap untuk hidup sehat demi supaya bisa panjang umur. Walaupun pada akhirnya umur itu di tangan Tuhan.
Persiapan (preparation) adalah satu kata yang mutlak harus ada di dalam benak pikiran kita. Apapun yang akan kita lakukan. Siapa pun kita ini. Pekerjaan apa pun yang kita miliki. Maka sebuah persiapan (preparation) yang baik adalah kunci sebuah kesuksesan.
Sehingga membuat sebuah persiapan yang baik, bagai membuat sebuah landasan untuk pesawat “kesempatan” mendarat. Yang mana ketika “kesempatan” berhasil mendarat, kesuksesan akan menjadi milik kita.
(foto orang berdansa diambil dari http://www.fbcoverclub.com/covers/ballroom_dancing-851x315.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar