Banjir melanda Jakarta dengan demikian dahsyat. Dan fenomena ini selalu terjadi setiap bulan Februari, setiap tahunnya. Dan ini sudah berlangsung beberap tahun terakhir ini.
Apakah yang menyebabkan banjir melanda Jakarta?
Banyak ragam jawaban untuk pertanyaan ini. Ada yang menjawab bahwa ini semua karena sampah yang dibuang sembarangan. Ada juga yang menjawab karena banyaknya tanah yang dibangun untuk mall dan apartment sehingga tidak adanya tanah kosong untuk resapan air. Dan masih banyak lagi jawaban-jawaban lain.
Yang mana yang benar dari jawaban-jawaban itu, kita tidak tahu. Bisa saja semuanya benar dan saling berkaitan. Tidak ada yang paling benar.
Sebenarnya kalau mau jawaban yang simpel dan benar, kita akan tertawa mendengarnya. Jawabannya yaitu: air.
Air yang menyebabkan Jakarta dilanda banjir.
Pasti semua akan berkomentar, ya semua sudah tahu kalau itu.
Yup, memang air.
Air kalau kecil adalah teman, tetapi kalau besar bisa menjadi musuh manusia.
Ini sih adalah pepatah jaman ketika saya masih duduk di bangku SD dan sering saya dengar saat itu. Dan pepatah ini benar adanya.
Tetapi apakah kalau air menjadi besar akan pasti menjadi musuh manusia?
Sebenarnya jawabannya adalah di satu kata, yaitu: kontrol.
Kontrol atas air yang walaupun dalam volume yang besar, tidak menjadikan air musuh manusia. Volume besar disini jangan disamakan dengan besarnya volume air di jaman nabi Nuh.
Air dalam jumlah besar menjadi musuh manusia, karena pada saat air dalam volume yang besar, maka airlah yang mengkontrol manusia.
Kontrol air dimulai dengan volume yang kecil, membuat air dapat mengalir kelaut setelah melalui kota kita. Lebih besar lagi volume nya, dengan di kontrol untuk bisa mengalir di sungai, dengan mengontrol supaya sungai tidak dangkal. Kontrol lain yang bisa dilakukan untuk air dengan volume yang lebih besar, dengan mebangun dam untuk irigasi, dlsb.
Saya sih tidak ahli tentang air, tetapi kira kira seperti itulah untuk mengontrol air supaya tidak menjadi musuh, yaitu menjadi banjir dan merusak harta benda yang kita miliki.
Sama dengan berkat, rejeki atau harta kekayaan yang kita miliki. Saat kecil, maka berkat atau rejeki itu menjadi teman. Tetapi seringkali pada saat banyak, rejeki atau berkat itu menjadi musuh dan menghancurkan banyak hidup manusia.
Kuncinya sebenarnya sama, yaitu: kontrol.
Pada saat dalam jumlah yang kecil, berkat atau rejeki yang berupa harta benda masih bisa kita kontrol. Tetapi saat mereka datang dalam jumlah yang besar, seringkali kita, manusia, kehilangan kontrol atas itu semua dan yang terjadi adalah sebaliknya. Kita menjadi hedonis dan konsumeris sekali. Sehingga ketika kita memikir bahwa kita masih memiliki kontrol atas berkat atau rejeki yang kita miliki, sesungguhnya adalah kebalikannya.
Pada saat kita merasa mampu untuk membeli apa saja yang kita inginkan, dan kita melakukannya tanpa memikir lebih dalam lagi, maka kita telah dikontrol oleh berkat atau rejeki yang kita miliki.
Banjir air membuat kita kehilangan harta benda yang kita miliki. Banjir berkat dan rejeki juga bisa membuat kita kehilangan kehidupan normal kita.
Tidak jarang kita mendengar cerita tentang keluarga yang hancur setelah ekonomi keluarga itu membaik dan menjadikan mereka hidup lebih dari cukup atau dengan kata lain, kaya. Padahal tadinya ketika berkat atau rejeki yang mereka miliki masih dalam jumlah kecil, mereka hidup rukun dan bahagia.
Kontrol adalah kunci dalam hidup ini.
Mobil yang akan kita kendarai akan menabrak saat kita kehilangan kontrol. Karena saat kita kehilangan kontrol atas mobil, maka mobillah yang mengontrol kita.
Demikianlah dengan mobil kehidupan kita.
Memang mengontrol hal yang kecil lebih mudah daripada hal yang besar. Sama juga dengan kekuasaan. Saat kekuasan kecil, gampanglah mengontrolnya. Saat kekuasaan menjadi besar dan sulit dikontrol, maka kita menjadi terkontrol oleh kekuasan dan bertindak diluar batas batas yang harusnya tidak kita langgar.
Tetapi bukannya hal yang mustahil untuk mengontrol sesuatu yang besar dalam hidup ini.
Jika kita mau mendisplin diri kita dalam memegang kontrol atas apa yang kita miliki sejak dalam bentuk kecil dan tidak pernah lengah, maka kita juga akan mampu pula mengontrol saat semuanya menjadi besar.
Apalagi jika kita melakukan itu semua dengan bantuan Tuhan yang maha esa.
(foto banjir diambil dari http://www.infobdg.com/v2/wp-content/uploads/2013/02/Rumah-tenggelam.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar